Selasa, 21 Desember 2010

Seputar Bencana Alam Mentawai


Gempa 7,2 skala richter (SR) yang mengguncang Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, menimbulkan tsunami yang cukup mengerikan. “Gempa ini telah menimbulkan tsunami setinggi 3 meter yang menerjang Kepulauan Mentawai yang meliputi Sikakap, Pagai Utara, Pagai Selatan dan Sipora,” begitu data yang dimiliki PMI yang dikirimkan kepada detikcom.
Setelah melakukan finalisasi data korban tewas akibat gempa dan tsunami Mentawai, akhirnya Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai Sumatera Barat menetapkan korban yang meninggal akibat bencana alam pada 25 Oktober tersebut sebanyak 456 orang.
Data yang telah divalidasikan itu adalah di Kecamatan Pagai Selatan korban tewas sebanyak 156 orang di Desa Malakkopa terdiri dari Dusun Purourougat 53 orang, Dusun Erukparaboat (32), Dusun Beleraksok (30). Sedangkan di Desa Bulasat terdiri dari Dusun Bulasat 1 orang dan Dusun Maonai (40).

Di Kecamatan Pagai Utara, jumlah yang meninggal sebanyak 268 orang yang terbagi dalam dua desa, yakni Desa Betumonga yang mencakup Dusun Muntei 137 orang, Dusun Baru-Baru (3), Dusun Sabeuguggung (121). Sedangkan di Desa Silabu meliputi Dusun Tumalei (1), Dusun Gogoa’ (5), dan Dusun Maguiruk (1).

Di Kecamatan Sikakap ada sembilan orang yang terbagi dalam satu desa yakni Desa Taikako. Sementara di Kecamatan Sipora Selatan korban jiwa akibat gempa dan tsunami sebanyak 23 orang. Jumlah itu masuk dalam dua desa yaitu Beriulou dan Bosua.
Sementara itu, Pemerintah mempertimbangkan untuk memindahkan penduduk Kepulauan Mentawai dari pesisir barat yang lebih rawan terkena tsunami ke pesisir timur yang lebih aman. Rencana p emindahan akan dibahas pemerintah provinsi bersama dengan instansi terkait, seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Kehutanan.

Kegiatan yang terhitung selasa (09/11) menjadi wacana serius di kalangan pemerintah mentawai, dengan setibanya di lokasi tepatnya biasa di sebut log poun, tim relawan pecinta alam yang tergabung dalam beberapa lsm dengan membawa barang bantuan serta tim medis untuk menuju lokasi terkena bencana tsunami di daerah Bulasat Pagai Selatan.

Saat itu dengan kehadiran tim dan bantuan untuk korban sebanyak 8 ton yang terdiri dari obat-obatan,pakaian,logistic serta alat-alat pertukangan dan di sertai juga peralatan dapur, dengan kuota bantuan dan tim yang lumayan banyak memancing perhatian dari pihak pemerintah mentawai kabarnya pada saat itu sedang berupaya memberikan kendala-kendala mengenai jalur akses darat ditambah lagi, bantuan yang datang ini adalah bantuan yang akan didistribusikan melalui jalur darat untuk pertaama kalinya menuju daerah pagai selatan.pada malam nya tepat pada hari yang sama juga, tim relawan dan beberapa LSM melaksanakan sebuah rapat kecil membahas tentang penyaluran bantuan yang rencananya pagi esok (10/11) akan di distribusikan kepada masyarakat bulasat pagai selatan.