Kamis, 18 Februari 2010

Oscar - kucing yang berhasil mendeteksi 50 kematian dengan akurat

Seekor kucing bernama Oscar yang tinggal di sebuah panti jompo telah membuat kagum para staf medis yang ada di sana karena telah memprediksi 50 kematian pasien dengan akurat. Ia melakukannya dengan cara menghabiskan waktu bersama pasien di jam-jam terakhir kehidupan mereka.


Dr. David Dosa, seorang geriatrik (dokter spesialis manula) yang juga asisten profesor di Brown University mengatakan bahwa selama lima tahun, Oscar hampir tidak pernah melakukan kekeliruan. Malah seringkali Oscar membuktikan salahnya prediksi staf medis di panti jompo itu mengenai mana pasien yang akan segera meninggal.


Kucing itu, yang sekarang berumur 5 tahun, dikenal sebagai kucing yang tidak suka bersosialisasi. Sewaktu masih kecil, ia diadopsi oleh Panti Jompo Steere House and Rehabilitation Centre di Providence, Rhode Island, yang khusus merawat orang-orang tua yang mengalami dementia dan Alzheimer. Oscar dipelihara dan tumbuh besar di lantai 3 fasilitas itu.

Dr. Dosa pertama kali mempublikasikan kemampuan Oscar pada sebuah artikel di New England Journal of Medicine di tahun 2007. Sejak itu, Oscar telah berhasil memprediksi kematian dalam jumlah yang lebih banyak. Kemampuan ini juga yang membuat para staf medis di panti jompo itu menjadi yakin.


Oscar biasanya berkeliling dari satu ruangan ke ruangan yang lain. Jika merasakan ada pasien yang akan meninggal dalam beberapa jam, ia akan segera menghampirinya, melompat ke sisi tempat tidurnya dan berdiam diri di situ untuk beberapa waktu. Ia tidak pernah melakukan ini untuk pasien yang tidak sekarat.


Jika pintu kamar pasien yang akan meninggal tertutup, Oscar akan menggaruk-garuk pintu minta dibukakan.


Pernah suatu hari, para staf medis memperkirakan seorang pasien akan segera meninggal. Jadi, mereka mengambil Oscar dan menempatkannya di samping tempat tidur sang pasien.

Oscar yang tidak merasakan kematian segera berlari keluar dan duduk di kamar pasien lainnya. Penilaian Oscar ternyata lebih akurat dibanding perawat, pasien kedua yang dihampirinya meninggal pada malam harinya. Sedangkan pasien pertama baru meninggal dua hari setelahnya.

Dr. Dosa dan staf lainnya menjadi sangat yakin dengan penilaian Oscar sehingga mereka akan segera memberitahukan keluarga pasien ketika melihat Oscar melompat ke salah satu tempat tidur pasien dan berbaring di situ.


"Perilaku Oscar menunjukkan bahwa ia tidak sedang iseng. Ia bisa saja keluar ruangan selama dua menit untuk mengambil mainannya, tapi setelah itu, ia akan segera kembali ke samping pasien. Sepertinya ia benar-benar menganggapnya sebagai ritual," Tulis Dr.Dosa.

Panti jompo itu juga memelihara lima kucing lainnya. Namun tidak ada satupun yang menunjukkan perilaku yang sama dengan Oscar.

Dalam bukunya yang berjudul,"Making rounds with Oscar : The extraordinary gift of an ordinary cat", Dr Dosa tidak bisa memberikan penjelasan sains yang solid mengenai perilaku Oscar.


Ia hanya menduga bahwa Oscar memiliki kemampuan seperti anjing, yaitu dapat mencium bau Kanker dan mendeteksi Ketones, sejenis biokimia berbau yang keluar dari sel-sel yang mati.

Nicolas Dodman, seorang pakar perilaku hewan di Tufts University Cummings School of Veterinary Medicine menyarankan untuk mendokumentasi perilaku Oscar lebih mendalam lagi untuk mengetahui apakah ia benar-benar merasakan kematian atau hanya sekedar tertarik dengan selimut hangat yang memang sering diberikan untuk pasien yang sekarat.

Daniel Estep, PhD, seorang ahli perilaku hewan di Littleton, Colorado juga punya pendapat mirip. "Satu hal yang terjadi kepada orang-orang yang sekarat adalah kenyataan bahwa mereka tidak banyak bergerak. Mungkin kucing itu melihat fakta bahwa sang pasien sangat tenang sehingga ia tertarik mendekatinya."

Namun, kebanyakan para ahli hewan lainnya setuju dengan teori bahwa Oscar mencium bau ketones.

Peran Oscar ternyata bukan hanya mengetahui saat kematian pasien. Keluarga pasien yang meninggal seringkali mendapatkan penghiburan karena kehadirannya. Dalam iklan kematian di surat kabar, beberapa keluarga bahkan memberikan rasa terima kasih khusus untuk Oscar.

Dr.Dosa berkata,"Keluarga yang ditinggalkan mengalami penghiburan yang luar biasa karena menyadari Oscar ada disisi orang yang mereka cintai ketika mereka tidak dapat hadir."


Inilah yang membuat Oscar menjadi spesial.

Kebangkitan Dimulai Dari Ajax



Amsterdam - Juventus kini dalam masa penyembuhan psikologis dari serangkaian hasil buruk yang sempat dituainya. Maka 'Si Nyonya Tua' pun meminta sedikit 'pertolongan' kepada Ajax Amsterdam untuk memuluskan misinya itu.

Kedua tim akan bertemu dalam babak 32 besar Europa League. Ajax akan menjamu lebih dulu di Amsterdam ArenA Jumat dinihari WIB nanti sebelum sepekan berselang Juve yang akan jadi tuan rumah di Olimpico Turin.

Duel keduanya diyakini akan berjalan seru karena baik Ajax dan Juve tetaplah dua nama besar di Eropa. Dan terutama untuk Juve yang musim ini tampaknya jauh dari ekspetasi awal mereka sebagai salah satu tim kuat. Di Seri A, mereka masih tercecer di luar empat besar, tersingkir dari Liga Champions dan Coppa Italia serta mengalami pergantian pelatih dari Ciro Ferrara ke Alberto Zaccheroni.

Semua itu tentu dengan harapan peruntungan Juve akan kembali membaik. Namun, dari tiga laga yang dijalani bersama Zac, Juve baru bisa memetik kemenangan pekan lalu saat menang 3-2 atas Genoa. Sebelumnya ditahan imbang 1-1 oleh Lazio dan Livorno.

Zac berharap dengan kemenangan atas Ajax nantinya, Bianconerri perlahan namun pasti dapat kembali ke performa baik seperti di awal musim ini.

"Europa League? Pastinya itu dapat menambah kekuatan kami di liga, tapi itu dapat menolong jika kamu memenanginya," tegas Zac di insidefutbol.

"Kami harus mengembalikan mental kami untuk menang dan lawan tangguh seperti Ajax dapat membantu. Namun jangan berharap ada keajaiban karena semua itu harus bertahap," demikian Zac.



sumber : http://www.detiksport.com/sepakbola/read/2010/02/18/152941/1302210/73/kebangkitan-dimulai-dari-ajax